oleh: Aulia Putri Ambarwati - Aku Sherovina Ramadhanty si gadis yang terkenal dengan sifat leletnya. Kini aku duduk di bangku SMA kelas 11. Aku mempunyai seorang pacar yang menurutku dia sangatlah baik. Dia seorang kakak kelas satu tahun di atasku. Namanya Raffi. Dia orang yang baik, perhatian dan sangat memperdulikan aku. sudah 13 bulan aku menjalani hubungan dengannya. Aku sangat sayang kepadanya. Dia pun begitu padaku. Sehingga hubunganku dengannya selalu baik-baik saja. Tidak pernah ada pertikaian yang terjadi di antara kita. Tapi menjelang kelulusannya mulai ada gejolak-gejolak yang timbul.
“Hai fi, nanti kamu mau kuliah kemana apa langsung kerja?” Tanya aku
kepadanya. “InsyaAllah mau kuliah dulu, mau coba ke UGM”, “Ha? Jauh
dong, terus nanti aku gimana? Kesepian dong gak ada kamu?” aku pun
terkejut. “iya begitulah, mungkin kita bisa ketemu di waktu luang”.
Setelah aku tahu bahwa dia akan berkuliah di tempat yang jauh, hatiku
pun sedih. Aku memikirkan resiko yang akan timbul nantinya. Pasti aku
akan jarang bertemu dengannya. Aku takut saat nanti aku tidak bersamanya
lagi aku akan tergoda dengan lelaki lain.
Pengumuman kelulusan pun berlangsung. Aku bertanya kepadanya “gimana
fi? Lulus kan pasti? Hehe”, “iyadong lulus haha”, “emang NEMnya berapa?”
aku kembali bertanya. “32 Sher”, “ha? Serius?”, “iya bener” Raffi
menjawab. Aku pun sedikit terkejut karena NEMnya begitu tinggi dari
teman-teman yang lainnya.
Beberapa bulan kemudian dia pun meninggalkan sekolah menengah atas
untuk melanjutkan ke jenjang sekola yang lebih tinggi. Dia masuk ke
universitas yang dia inginkan. Aku pun naik tingkat ke kelas 12.
Semenjak kepergiannya aku sering diam di sekolah. Aku tak semangat
bersekolah seperti dulu. Nilaiku pun perlahan turun. Aku ingin sekali
seperti dulu, bertemu dengannya setiap hari. Tapi sepertinya itu hanya
khayalan semata.
Satu bulan berlalu tanpa kehadirannya disisiku. Sepi sendiri ku jalani
hari-hariku di sekolah. Sudah 15 bulan hubunganku terjalin. Tapi
semenjak kepergiannya sudah tidak ada lagi yang spesial di hubunganku
dengannya. Aku merasa sangat bosan. Aku pun jarang sekali bertemu
dengannya. Bahkan bisa dibilang tidak pernah. Tapi aku yakin dia disana
akan selalu setia kepadaku meski jarak memisahkan kita.
Dua bulan berlalu. Kini hubunganku dengannya bisa dibilang seperti
teman saja. Lalu di saat keadaan yang seperti ini ada seseorang yang
begitu dekat padaku datang. Dia seorang yang sangat menjengkelkan tapi
walaupun seperti itu dia perhatian kepadaku. Dia adalah Aldi. Teman
sekelasku. Dia juga dulu mantan pacarku waktu aku kelas 10. Tempat
dudukku berdekatan dengan tempat duduknya, sehingga sering kita bercanda
bersama.
Seiring berjalannya waktu. Aldi semakin perhatian kepadaku. Hatiku
terasa tergoyah akan perhatiannya. Sampai pada suatu hari dia menyatakan
bahwa dia sayang kepadaku. aku terkejut, karena dia pun telah memiliki
kekasih juga. Lalu aku pun bertanya kepadanya “lu kan udah punya pacar
Di kenapa mesti sayang ke gue?” dia pun menjawab “iya Sher gue tau, tapi
perasaan gue ke elu muncul lagi tiba-tiba. Gue udah gak ada perasaan
lagi sama dia. Tapi adanya sama elu”. Aku terkejut mendengar jawabannya
itu.
Hari demi hari telah terlewati. Tanpa ku sadar aku mempunyai rasa yang
sama dengan Aldi. Aku juga sayang kepadanya. hatiku bertanya-tanya
“mengapa perasaan ini muncul? Lalu bagaimana hubunganku dengan Raffi
nantinya”. Pertikaian pun mulai terjadi.
Ternyata kedekatan ku dengan Aldi di kelas itu di mata-matai oleh teman
sekelasku yang dekat dengan pacarnya. Pacarnya bernama Raisa. Dia
menyuruh temannya itu untuk memata-matai kami berdua. Menurutku sikap
dia kepadaku biasa saja, dan sebaliknya sikapku kepadanya juga biasa.
Tapi Raisa dan temannya menganggap sikap kami berdua berlebihan, seperti
orang yang berpacaran.
Aku dan Aldi selalu di fitnah yang tidak-tidak. Akibat masalah ini
nilaiku di sekolah pun turun drastis. Masalah ini membuatku pusing.
Membuat bathinku tersiksa. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar Tuhan
memberi yang terbaik bagiku.
Perasaanku kepadanya semakin kuat. Sampai-sampai aku menjadi lebih
sayang kepada Aldi dari pada ke Rafi. Sampai pada suatu hari aku memberi
sedikit saran kepada Aldi. “udah Di, kalo lo lebih milih dia gapapa
kok, gue bisa terima walaupun sebenernya hati gue sakit. Tapi gapapa gue
juga masih ada Raffi. Gue Cuma bisa ngasih tau jujur sama perasaan lo
sendiri. Jangan maksain perasaan lo karena akan lebih sakit nantinya,
tapi semua is up to you aja.” Aldi menjawab “iya Sher gue bakalan
mikirin ini semua mateng-mateng kok”
Kini aku pun memikirkan yang terbaik. Aku sangat bingung, aku tidak mau
ada yang tersakiti karenaku. Tapi tidak mungkin juga aku memilih
dua-duanya. Hatiku sangat bimbang. Aku memikirkan ini berminggu-minggu,
Setelah aku memikirkan secara matang, aku putuskan untuk mengakhiri
hubunganku dengan Raffi. Aku hanya ingin jujur kepada perasaanku
sendiri. Aku pikir “percuma saja sekarang aku berhubungan dengannya jika
aku sudah tidak mempunyai rasa apa-apa seperti dulu. Bertemu pun
jarang. Bahkan sekarang dia sangat sibuk dengan sekolahnya, dari pada
aku membuat beban di hidupnya, lebih baik aku akhiri saja”.
Aku mulai berbicara dengannya, “Fi aku mau ngomong sesuatu tapi kamu
jangan kaget ya”, “haaaaa?? Apaaa???” dia bersenda gurau, “beloom
Raffiiii, ett dah. Jadi gini aku pengen kita putus, aku punya perasaan
sama yang lain, aku punya pacar buat motivasi aku supaya semangat
belajar Fi. Tapi sekarang kamu gak ada lagi. Jadi mungkin kita lebih
baik putus. Kamu juga kan lagi sibuk sekolah? Udah urusin dulu aja ya
sekolah kamu. Kejar dulu cita-cita kamu. Aku juga mau ngurusin sekolah
aku dulu. Karena sebentar lagi UN aku mau fokus sama pelajaran dulu. Dan
hanya seorang yang ada di samping aku yang bisa motivasi untuk buat aku
semangat belajar. Maaf aku begini, aku gak mau nyakitin kamu lebih
dalem lagi”. Dia pun hanya bisa bersedih dan terkejut mendengar
perkataanku. Seperti masih tidak percaya akan pernyataanku. Aku yang
dulu di percayainya akan selalu setia. Kini kepercayaannya telah hancur
karena ku. Aku pun sebenarnya tidak mau menyakiti hatinya seperti ini.
Tapi aku terpaksa melakukan ini semua. Aku hanya ingin jujur akan
perasaanku.
Masalah ku dengan Raffi pun sudah terselesaikan. Aku hanya mengaggap
dia sebagai temanku. Selama 17 bulan waktu yang sangat berarti untukku
karena kehadirannya. Kini aku hanya bisa mengenang masa-masa indahku
saat bersamanya.
Tidak lama aku putus dengannya. Aku mendengar kabar bahwa Aldi telah
putus juga dengan Raisa. Aku terkejut mendengar itu. Tidak ku sangka dia
mengakhiri hubungannya juga. “kenapa putus Di?” aku bertanya. “percuma
juga Sher gue udah gak ada rasa lagi sama dia. Gue gak suka sama
sikapnya dia yang begitu ke gue. Gue mau jomblo dulu aja. Pusing gue
pacaran kalo begini terus”
Pertikaian kami pun lama-lama terselesaikan. Aku mencoba kembali untuk
bangkit dan tidak memikirkan hal-hal itu. Karena itu semua hanya
mengganggu proses belajarku saja.
Teman-temanku yaitu Priska, Medina dll. mendukung agar aku kembali
menjalani hubungan dengan Aldi. Teman-teman Aldi pun yaitu Rizky, Nael,
Chandra, Ray ikut mendukungnya. Akhirnya pada tanggal 04 November 2011,
Aldi mengajakku untuk kembali bersamanya. Saat itu aku sedang berada di
Balkon Sekolah.”Sherovina Ramadhanty, maukah kau kembali padaku?” dia
berteriak di depan banyak orang. Banyak orang yang melihat. Hatiku
terasa bergetar. Aku sangat deg-degkan mendengar itu semua. lalu aku
berpikir sejenak, lalu aku memutuskan untuk menerimanya. “Revaldi, aku
mau kembali padamu”. Orang-orang di sekitarku banyak yang berteriak
“ciyee-ciyee”. Perasaanku sangat senang saat itu. Raisa dan temannya
tidak bisa menerima ini semua. tapi seiring berjalannya waktu, kini
mereka bisa menerima hubunganku dengan Aldi. Dan pada akhirnya kini aku
dapat berbahagia menjalani cinta dan kasih bersamanya kembali. ~THE END
0 komentar:
Posting Komentar